Bahasa Jurnalistik di Media Massa (Radio,Televisi,dan Cetak)

dedot-info | Jika sebelumnya dedot-info telah membahas materi tentang Profesi wartawan dan juga Reportase dalam jurnalistik, kini saat nya dedot-info akan memberikan bahasan lainnya seputar dunia jurnalistik yakni tentang bahasa jurnalistik dalam media massa. Yosha semoga dengan adanya bahasan tentang bahasa jurnalistik ini, bisa membantu Anda dalam pemahaman dan juga menambah wawasan dalam kecintaan Anda dalam dunia Jurnalistik khususnya dunia komunikasi :

Bahasa Jurnalistik di Media Massa (Radio,Televisi,dan Cetak)

Bahasa Jurnalistik di Media Massa (Radio,Televisi,dan Cetak)

Berikut adalah ulasan Materi singkat yang akan membahas tentang Bahasa Jurnalistik di Media Massa | Selamat Membaca ..

Pengertian Bahasa Jurnalistik :

Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada publik, atau dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi pengantar pemberitaan yang biasa digunakan media cetak dan elektronik.  Bahasa jurnalistik harus harus menggunakan bahasa baku, atau dengan kata lain harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, bahasa jurnalistik juga harus mudah dipahami oleh pembacanya, karena pembaca tidak punya cukup banyak waktu untuk memahami kata-kata yang sulit. 

Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang dipakai. 

Definisi Bahasa Menurut Para Ahli :
  • Rosihan Anwar : Bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu : singkat, padat, sederhana, lancer, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik didasarkan pada bahasa baku, tidak menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa, memperhatikan ejaan yang benar, dalam kosa kata bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
  • Wojowasito : Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal. Sehingga sebagian besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya. Walaupun demikian tuntutan bahwa bahasa jurnalistik harus baik, tak boleh ditinggalkan. Dengan kata lain bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar, pilihan kata yang cocok.
  • Yus Badudu: bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa surat kabar mengingat bahasa surat kabar dibaca oleh lapisan-lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Mengingat bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar.
  • Asep Syamsul M. Romli : Bahasa Jurnalistik/Language of mass communication. Bahasa yang biasa digunakan wartawan untuk menulis berita di media massa. Sifatnya : (1) komunikatif, yakni langsung menjamah materi atau ke pokok persoalan (straight to the point), tidak berbunga-bunga, dan tanpa basa-basi. Serta (2) spesifik, yakni jelas atau mudah dipahami orang banyak, hemat kata, menghindarkan penggunaan kata mubazir dan kata jenuh, menaati kaidah-kaidah bahasa yang berlaku (Ejaan yang disempurnakan), dan kalimatnya singkat-singkat. 
Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik
  • SEDERHANA: selalu memilih kata atau kalimat yang mudah dimengerti oleh sebagian besar khalayak atau pembaca
  • SINGKAT: langsung menuju kepada pokok masalah atau pembahasan. Bahasa jurnalistik dilarang bertele-tele, tidak berputar-putar, dan tidak menyulitkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampaikan.
  • PADAT: Bahasa Jurnalistik harus sarat informasi, artinya setiap kalimat dan paragraf memuat banyak informasi penting dan menarik, serta layak untuk disajikan kepada pembaca
  • LUGAS: tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampaikan dalam sebuah berita.
  • JELAS: mudah dipahami atau ditangkap maksudnya, tidak baur, atau dengan kata lain jelas susunan kalimat sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK)
  • JERNIH: tidak menyembunyikan sesuatu yang bersifat negatif seperti fitnah atau prasangka
  • MENARIK: mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, atau membuat pembaca penasaran sehingga timbul rasa ingin terus membaca
  • DEMOKRATIS: bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau dapat diartikan penyamarataan status sosial. Bahasa jurnalistik memperlakukan siapa pun secara sama rata, baik itu presiden, buruh, petani, bahkan pemulung, semua diperlakukan sama dalam hal teknis penyajian informasi
  • POPULIS: setiap diksi atau kata, istilah, atau kalimat apa pun bentuknya harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak, pendengar, pemirsa, atau pembaca.
  • LOGIS: apa pun yang ada dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf dalam karya jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense)
  • GRAMATIKAL : kata, istilah, atau kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku
  • MENGHINDARI KATA TUTUR: menghindari bahasa sehari-hari secara informal, misalnya kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan di warung kopi, terminal, bus kota, atau di pasar
  • MENGHIDARI KATA DAN ISTILAH ASING : tidak terlalu banyak menggunakan istilah asing. Selain tidak informatif dan komunikatif juga membingungkan pembaca
  • PILIH KATA (DIKSI) YANG TEPAT : Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tapi juga tidak boleh keluar dari asa efektifitas, artinya pemilihan setiap kata yang digunakan untuk sebuah berita harus tepat
  • MENGUTAMAKAN KALIMAT AKTIF : Kalimat aktif lebih disukai oleh pembaca ketimbang kalimat pasif, maka disarankan menggunakan kalimat aktif dalam bahasa jurnalistik
  • MENGHINDARI KATA ATAU ISTILAH TEKNIS : sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut, Sebagai contoh, berbagai istilah teknis dalam dunia kedokteran, Kalau pun tak terhindarkan, maka istilah teknis tersebut harus disertai dengan penjelasan dan ditempatkan dalam tanda kurung
Bahasa Jurnalistik di Media Radio :

Perbedaan mendasar antara radio dan media cetak adalah dalam hal cara penyampaian pesannya. Media cetak lebih menitikberatkan pada penyampaian pesan melalui cetakan (Visual), sedangkan radio melalui pendengaran (Audio).
  • Sifat radio siaran
Sifat radio siaran adalah auditif, untuk didengar. Karena hanya untuk didengar, maka isi siaran yang sampai ke telinga pendengar hanya sepintas lalu saja
  • Sifat pendengar radio
Pendengar adalah sasaran komunikasi massa media radio. Komunikasi dapat dikatakan efektif , apabila pendengar terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan kegiatan apa yang diinginkan si pembicara.

Ciri Bahasa Jurnalistik Radio
  • Tidak mengenal ” kebenaran reserve ”
Berita dalam radio itu harus mengandung kebenaran yang tepat dan akurat. Hal ini mutlak karena sekali berita itu disiarkan, tidak mungkin diralat. Pendengar mungkin hanya mendengar ralatnya saja, tanpa pernah mendengar apa yang diralat. Atau kebalikannya, sehingga berita salah yang diralat dianggap suatu kebenaran.
  • Obyektif
Suatu berita yang obyektif tentunya tidak memihak, tidak cacat, dan tidak diwarnai maksud-maksud tertentu. Sehingga hendaknya berita dalam diberikan sebagaimana adanya, tanpa maksud, dan tujuan tertentu.
  • Bersusila
Radio ditujukan kepada semua pendengar dengan tidak memandang status sosialnya. Hal ini tentu akan membawa imajinasi yang berbeda pada setiap pendengarnya. Oleh sebab itu, hendaknya kesopanan dalam penuturan perlu dijaga.

Menurut Onong Uchajana Effendy (1978 : 91), ciri bahasa radio adalah :
  • Menggunakan kata-kata yang sederhana.
  • Menggunakan kata-kata yang lazim dipakai masyarakat.
  • Menggunakan kata-kata yang sopan.
  • Menggunakan susunan kalimat yang rapih.
  • Menggunakan susunan kalimat yang logis
  • Bahasanya jelas.
  • KISS = KEEP IT SHORT & SIMPLE
Bahasa Jurnalistik Media Televisi
  • Menggunakan bahasa sehari-hari, gaya bahasa percakapan, atau kalimat tutur
Televisi adalah media audio-visual atau media pandang-dengar. Pemirsa memandang gambar dan mendengar narasi. Penyiar atau presenter atau reporter membacakan narasi atau narasi untuk pemirsa. Penyiar, presenter, atau reporter seolah tengah bercakap-cakap dengan pemirsa. Karena itu, kita harus menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa percakapan, atau kalimat tutur dalam berita televisi yang kita buat. Bahwa bahasa jurnalistik televisi harus menggunakan gaya bahasa bertutur adalah juga untuk membedakannya dengan bahasa jurnalistik media cetak yang cenderung formal.

contoh :
UNJUK RASA MAHASISWA DI GEDUNG D-P-R-D KOTA MEDAN/ DIWARNAI BENTROK DENGAN APARAT KEAMANAN/// (Formal, terutama pada kata ’’diwarnai.’ )
MAHASISWA BENTROK DENGAN APARAT/ KETIKA MAHASISWA BERUNJUK RASA DI DEPAN GEDUNG D-P-R-D KOTA MEDAN// (Bahasa tutur)
  • Menggunakan kata atau kalimat sederhana, menghindari kata asing, kata klise, istilah teknis, dan eufimisme
Sifat atau karakteristik televisi adalah jangkauannya yang luas. Itu artinya berita televisi menjangkau khalayak dari berbagai tingkat sosial-ekonomi. Jika untuk memperoleh informasi dari media cetak orang harus bisa membaca, untuk memperoleh informasi dari televisi orang tidak harus pandai membaca. Artinya, orang buta huruf pun bisa menonton berita televisi. Karena itu, bahasa jurnalistik televisi harus bisa dipahami oleh rata-rata penonton televisi. Bahasa yang dapat dipahami oleh rata-rata penonton televisi adalah bahasa yang sederhana, yang menghindari penggunaan kata asing atau istilah teknis yang belum umum. Jika terpaksa menggunakan kata asing atau istilah teknis, upayakan menjelaskan arti atau maknanya.

Contoh :
KOMISI SATU D-P-R AKAN MEMINTA KLARIFIKASI PANGLIMA T-N-I BERKAITAN DENGAN DUGAAN KETERLIBATAN ANGGOTA T-N-I DALAM JARINGAN PERDAGANGAN SENJATA INTERNASIOAL/// (Bukan bahasa jurnalistik televisi yang baik, karena ada kata asing dan ’’klarifikasi.’’)
KOMISI SATU D-P-R AKAN MEMINTA PENJELASAN PANGLIMA T-N-I BERKAITAN DENGAN DUGAAN KETERLIBATAN ANGGOTA T-N-I DALAM PERDAGANGAN SENJATA INTERNASIONAL// (Bahasa sederhana)
  • Menggunakan kalimat pendek atau ekonomi kata
Kalimat panjang seringkali lebih sulit dimengerti dibanding kalimat pendek. Padahal, televisi bersifat sekilas dan satu arah. Artinya, ketika penonton tidak paham dengan berita yang kalimatnya terlampau panjang, dia tidak dapat mengulang mendengar berita tersebut. Lagi pula, kekuatan berita ada pada gambar. Jadi, buat apa menggunakan kalimat yang panjang-panjang. Selain itu, televisi mengutamakan kecepatan. Kalimat panjang hanya akan menjadikan alur berita berjalan lamban. Tetapi, jika suatu berita melulu terdiri dari kalimat-kalimat pendek, akan kedengaran membosankan.

Contoh :
PARA MAHASISWA BERENCANA AKAN MELAKUKAN UNJUK RASA MENENTANG KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK/ BESOK/// (Terdapat sejumlah kata mubazir)
BESOK/ MAHASISWA BERUNJUK RASA MENENTANG KENAIKAN HARGA HARGA BAHAN BAKAR MINYAK///kalimat panjang dipecah menjadi dua kalimat pendek)
  • Menghindari kalimat terbalik, subyek dan predikat berdekatan posisinya, jabatan mendahului nama pemangku jabatan
Karakteristik bahasa jurnalistik televisi yang seperti ini sangat terkait dengan karakteristik televisi yang bersifat sekilas dan searah. Jika menggunakan kalimat terbalik atau letak subyek dan predikat berjauhan, boleh jadi penonton lupa siapa mengatakan atau melakukan apa.

Contoh : 
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, PRESIDEN R-I, MEMERINTAHKAN ABURIZAL BAKRI, MENKO KESRA, MEMBERI GANTI RUGI KEPADA KORBAN LUMPUR LAPINDO DI SIDOARJO/ JAWA TIMUR// (Buruk, nama pemangku jabatan mendahului jabatan)
PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MEMERINTAHKAN MENKO KESRA ABURIAL BAKRI MEMBERI GANTI RUGI KEPADA KORBAN LUMPUR LAPINDO DI SIDOARJO/ JAWA TIMUR// (Baik, jabatan mendahukui pemangku jabatan)
  • Menggunakan kalimat aktif, jangan menyembunyikan kata kerja yang kuat di balik kata benda
Kalimat aktif lebih memiliki kekuatan dibanding kalimat pasif. Kalimat aktif juga lebih dimengerti dibanding kalimat pasif. Karena televisi merupakan media yang mengandalkan kecepatan dan bersifat sekilas, penggunaan kalimat aktif membuat penonton lebih mudah memahami berita televisi.

Contoh :
LEDAKAN BOM TERJADI DI DEPAN KEDUTAAN BESAR AUSTRALIA DI JAKARTA/// (Kalimat pasif, menyembunyikan kata kerja yang kuat di balik kata benda)
BOM MELEDAK DI DEPAN KEDUTAAN BESAR AUSTRALIA DI JAKARTA/// (Kalimat aktif, menampilkan kata kerja yang kuat: kata ’’meledak’’)
  • Jangan terlampau banyak menggunakan angka-angka
Televisi, seperti telah berulang kali kali dikatakan di sini, bersifat sekilas. Jika kita terlampau banyak menggunakan angka-angka, apalagi angka yang terlampau detil, pemirsa sulit mengingat, apalagi memahaminya. Karena itu, berhati-hatilah dalam menggunakan angka-angka. Jangan menggunakan angka-angka yang terlalu detil. Penggunaan angka yang terlalu banyak dan detil juga membuat kalimat kita menjadi panjang. Padahal, seperti telah disebut di atas, kita sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat pendek dalam berita televisi yang kita tulis.

Contoh :
SEBANYAK SERIBU/ SERATUS/ LIMA PULUH LIMA/ MAHASISWA BERUNJUK RASA DI GEDUNG D-P-R/// (Buruk, angka-angka terlalu detil)
LEBIH DARI 100 MAHASISWA BERUNJUK RASA DI GEDUNG D-P-R/// (Baik, angka tidak detil atau dibulatkan)
Bahasa Jurnalistik Media Cetak 

Kelebihan Media cetak :
  • Dapat dibaca berkali-kali dengan cara menyimpannya.
  • Dapat membuat orang yang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.
  • Bisa disimpan atau dicollect isi informasinya.
  • Harganya lebih terjangkau maupun dalam distribusinya.
  • Lebih mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks atau rigid.
Kekurangan Media cetak :
  • Dari segi waktu media cetak lambat dalam memberikan informasi. Karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi pada masyarakat dan harus menunggu turun cetak.
  • Media cetak hanya dapat berupa tulisan.
  • Media cetak haya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.
  • Biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.
Kelebihan Koran :
  • Biasanya relatif tidak mahal.
  • Fleksibel (lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah nasional) berkaitan dengan khalayak yang dijadikan sasaran iklan).
  • Dapat dinikmati lebih lama.
  • Market coverage ; surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan wilayahnya.
  • Comparison shooping ; surat kabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa.
  • Positive consumer attitude ; aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca.
Kekurangan Koran :
  • Mudah diabaikan & Cepat basi.
  • Short life span ; meski jangkauannya luas dan massal serta dapat didokumentasikan, pembaca surat kabar hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta umumnya hanya sekali saja membacanya. 
  • Clutter ; Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
  • Limited coverage of certains group ; beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh surat kabar, misal kelompok masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat usia di bawah 15 tahun.
  • Products that don’t fit ; beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi atau memerlukan pertimbangan tertentu. Contoh iklan BH atau iklan peralatan olah raga.
  • Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap.
Kelebihan Majalah :
  • Dapat dinikmati lebih lama (long life span) Pembacaannya lebih selektif.
  • Dapat mengemukakan gambar yang menarik (Kualitas Visual).
  • Khalayak sasaran; salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi.
  • Penerimaan khalayak; kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige majalah yang bersangkutan.
Kekurangan Majalah :
  • Biaya lebih relatif tinggi (mahal).
  • Fleksibilitasnya rendah (terbatas).
  • Distribusi. Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga hanya menumpuk di rak-rak toko. Ada juga majalah yang tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. 
  • Di beberapa daerah tertentu yang daya belinya tinggi namun sulit dijangkau, majalah sering tidak ada.
  • Jenis bahan yang digunakan biasanya mudah sobek, artinya gangguan mekanis tinggi, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap
Kelebihan Radio :
  • Biayanya relatif rendah (dalam artian hardware-nya serta dalam produksi siarannya).
  • Dapat diterima oleh siapa saja.
  • Dapat menjangkau daerah yang cukup luas.
  • Bersifat Auditif. 1.Lebih leluasa dalam penyampaian pesan-pesannya tanpa banyak varian-variannya. 2.Menimbulkan audio imaginatif. Efek yang ditimbulkan lebih dahsyat dari pada efek visual.
  • Daya tembus yang besar tidak mengenal rintangan. Radio yang menggunakan gelombang SW, MW, mempunyai kemampuan penetrasi area yang luas sehingga pesan yang disampaikan dapat mengatasi jarak, ruang dan waktu.
  • Merupakan sarana yang cepat dalam menyebarluaskan informasi . Radio dapat diterima dan didengar di areal tanpa listrik atau tidak selalu membutuhkan daya listrik.
  • Praktis (portable dapat di bawa kemana-mana) dan audience selectivity. Mengatasi buta huruf artinya para pendengar radio tidak dituntut untuk bisa membaca.
Kekurangan Radio :
  • Waktunya terbatas.
  • Tidak mengemukakan gambar.
  • Pendengar sering kurang mendengarkan secara penuh karena diselingi melakukan pekerjaan lain.
  • Noise Faktor (khusus gelombang MW dan SW) Sulit untuk menyampaikan pesan-pesan yang kompleks
  • Alternatif audiance dalam pemilihan stasiun lebih banyak ( persaingan yang ketat )
  • Sekilas dengar atau bersifat auditif saja sedangkan televisi lebih lengkap.
  • Tidak dapat di gunakan untuk menyampaikan acara yang abstrak dan komples (rumit)
  • Radio termasuk media yang time organized, sehingga untuk penataan program acaranya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Untuk penyampaian pesan yang bersifat informatif maka maximum durasinya adalah 15 menit. Untuk acara yang bersifat entertainment bisa sampai 30 s.d 45 menit.
Kelebihan Televisi:
  • Dapat dinikmati oleh siapa saja.
  • Dapat menjangkau daerah yang luas.
  • Waktu siarannya sudah tertentu.
  • Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar (yang bergerak).
  • Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan.
  • Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membacaseperti pada media cetak. Dengan gambar-gambar, semua orang sudah cukup mengerti maknanya.
Kekurangan Televisi :
  • Biaya relatif tinggi.
  • Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat).
  • Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya kemungkinan menjangkau segmen tidak tepat karena pemborosan geografis).
  • Kesulitan teknis.
  • Tidak semua tempat dapat dicapai gelombang penyiaran televisi.
  • Tidak semua orang memiliki pesawat televisi melihat harganya yang relatif mahal
Kelebihan Media Elektronik :
  • Dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat.
  • Media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya untuk memahami berita, khususnya pada media elektronik televisi.
  • Media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.
  • Dapat menyampaikan berita secara langsung dari tempat kejadian.
  • Dapat menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa.
  • Dapat dinikmati oleh semau orang, baik itu yang mengalami keterbelakangan mental.
Kekurangan media Elektronik :
  • Dalam penyediaan berita pada media elektronik tidak dapat mengulang apa yang telah ditayangkan.
Itulah sekilas tentang bahasa jurnalistik yang bisa Anda pelajari dan pahami, semoga bisa bermanfaat dan membantu Anda dalam mendalami lebih jauh tentang dunia jurnalistik. Selamat membaca, dan bantu bagikan juga dengan teman-teman anda yah...

tag Pencarian :
Ciri-ciri jurnalistik, Pengertian bahasa jurnalistik, bahasa jurnalistik di media massa, kelebihan media massa radio, kelebihan televisi, Bahasa jurnalistik menurut para ahli

No comments:

Powered by Blogger.